Minggu, 25 April 2010

INTEGRASI TIK DALAM KURIKULUM

BAB I
PENDAHULUAN


Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannnya.
Sistem pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan yang tujuannya untuk mewujudkan sistem pendidikan menjadi lebih berkualitas, dengan kurikulum yang lebih baik untuk menghasilkan lulusan yang lebih baik pula. Adapun tujuan sistem pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mamdiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung-jawab.
Kajian kurikulum juga tidak terlepas dari aspek pembelajaran karena kurikulum dan pembelajaran memiliki keterkaitan yang sangat erat. Kurikulum adalah alat untuk mencapai pendidikan, sedangkan pembelajaran adalah operasionalisasi dari kurikulum untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran telah berlangsung sejak jaman dahulu. Seiring dengan perjalanan waktu, berbagai perubahan terjadi dalam proses belajar mengajar. Demikian juga dengan desain pembelajaran. Peran dominan  sekolah-sekolah tradisional dengan model tatap muka langsung di dalam suatu ruangan juga mulai bergeser bersamaan dengan perkembangan teknologi. Dewasa ini, seiring dengan perkembangan dan perubahan bidang ekonomi  terutama sektor perdagangan yang semakin luas, memberi warna baru bagi para pekerjanya bahwa mereka harus siap dengan perubahan yang demikian pesat dan cepat.  Sektor perdagangan pada masa sekarang ini telah menggunakan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) yang semakin canggih.  Oleh karena itu, penyelenggara pendidikan harus benar-benar mempersiapkan peserta didiknya untuk dapat menguasai TIK dengan baik.
TIK menjadi salah satu pilihan yang harus dikuasai oleh peserta didik pada masa sekarang ini. Perkembangan TIK mengalami perubahan pesat akibat perubahan ekonomi, soaial dan budaya dalam masyarakat. Perubahan diawali dari masyarat tradisional ke masyarakat industri dan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi yang menyebabkan aktivitas manusia dalam pola komunikasi dewasa ini menembus ruang dan waktu.  Perubahan inilah yang harus ditanggapi secara serius oleh para pelaku bidang pendidikan agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan TIK yang berkembang pesat.

















Jumat, 23 April 2010

Kepribadian seseorang melalui tulisan (Komentar FB)

Setelah hampir setahun mengamati FB, banyak pengalaman yang didapat. Penelitian kecil-kecilan yang kulakukan ternyata lumayan berhasil membaca karakter seseorang melalui tulisan alias komentar di FB. Mulai dari memasang status atau note yang baik sampai memasang status yang kontroversi. Banyak hal yang bisa dipelajari, senang rasanya banyak yang berpartisipasi dan membuat penelitian ini serasa lebih hidup karena tidak ada seorang pun yang tahu, mereka adalah sebagai obyek penetian. Ya, penelitian yang valid itu, dengan meneliti tanpa si obyek tahu atau merasa mereka sedang menjadi obyek perhatian, sehingga berjalan alami apa adanya dan tidak banyak terjadi "Acting".

Sedikit membagi hasil yang didapat dari penelitian ini :

1. Status atau note dengan kata-kata yang baik/bijak, karakteristik para komentator :
- ada yang sekedar ingin eksis, memberikan jempol, atau komentar tak berarti,
- ada yang memang setuju dengan memberikan komentar seadanya dan jempol.
- ada yang berpikir kritis dan mencoba lebih menghidupkan dengan memberikan kata-kata yang bijak jg
- dll.

2. Status atau note kontroversi, karakteristik para komentator :
- jika ada yang merasa bahwa mereka setuju, mereka akan mendukung dan memberikan komentar yang positif.
- jika ada yang merasa tersindir, mereka berusaha sekuat tenaga membela pendapatnya, dan menyalahkan sang penulis.
- ada yang dengan gampangnya mengeluarkan kata-kata sadis dan sering berkata kasar (ini ciri-ciri orang yang sulit mengontrol emosi)
- ada yang blak-blakan memberikan komentar
- ada juga yang bersifat sportif, mengakui kesalahan, dan memberikan alasan mengapa mereka begitu.
- atau ada yang berpikir kritis dan mencoba menganalisa dengan bijak. (ini ciri-ciri orang yang cerdas)

tetapi rata-rata mereka yang memberikan komentar di bagian yang kontroversi, mereka yang bersifat sedikit keras atau malah keras, dan kebanyakan justru melimpahkan kekesalan mereka dengan berpikir negatif lg tentang orang lain. (makanya di Indonesia banyak terjadi kisruh, karena mereka tidak mau berpikir positif dan memandang sesuatu yang berbeda dgn pandangan mereka adalah "lawan" yang harus dijatuhkan)

3. Status atau note "menggambarkan diri / keadaan seseorang", karakteristik para komentator :
- sama seperti point no.1, lebih byk yang sekedar iseng menanggapi.
- ada juga yang merasa iri, dan memandang negatif tentang orang tersebut, serta menuliskan komentar yang sedikit kasar. Biasanya yang merasa iri, mereka menggosipkan apa yang dituliskan sang penulis dan menjelek2an penulis di belakang.
- ada juga yang memberikan nasihat (tentunya ada nasihat positif atau nasehat menyindir)
- dll.

Tidak banyak yang dapat aku sampaikan dengan hasil penelitian ini, karena kalau semua dijabarkan tentunya akan menjadi sebuah buku :D. Terima kasih buat semua yang sudah terlibat, termasuk pacar, sepupu, mahasiswaku, teman-teman semua. Semua ini akan menjadikan sebuah referensi untuk penulisan tesisku kelak tentang "menulis". Setidaknya dari sini dapat memberikan gambaran berbagaimacam karakteristik penulis (komentator melalui tulisan). Mohon maaf jika ada yang merasa terdzolimi, bintang tidak mempunyai maksud apa-apa kok, dan bintang juga tidak akan jadi benci bagi yang memberikan komentar tidak mengenakan. Semua ini sudah menjadi resiko penelitian.

Sekali lagi....Makasi ya ^^

Kamis, 08 April 2010

Penilaian yang Berbeda

Pernahkah kamu menuliskan atau membicarakan sesuatu, tetapi orang lain beranggapan beda?

Jawabannya pasti pernah, atau malah sering. Allah menciptakan akal manusia untuk berpikir sehingga membedakan kita dengan makhluk lainnya. Pikiran setiap manusia pasti berbeda, ada yang selalu berpandangan positif atau ada jg yang berpandangan negatif, yang menilai seseorang hanya dari buruknya saja.

Merasa sakit tentunya jika orang berpandangan buruk tentang kita, tetapi kita tidak bermaksud melakukan apa yang dia pikirkan. Lalu apa yang harus kita lakukan? Membela dirikah atau lebih baik diam? Keputusan yang sangat sulit tentunya.

Bila memilih membela diri, membuat hati lega, karena bisa mengatakan maksud yang sesungguhnya, tetapi belum tentu orang yang menilai kita berbeda itu menerima dengan baik apa yang kita utarakan. Bisa juga orang itu malah menambah masalah, dan membuat perdebatan kian menjadi. 

Pilihan kedua, lebih baik diam. Tetapi dengan diam, semua perasaan dipendam di hati. Kegelisahan akan terus menggeluti, karena merasa benar tetapi disalahkan. Lebih bagus kalau bisa mengindahkan semua perasaan itu, mengacuhkan opini buruk orang, dan berpikir "Biarkan mereka menilaiku buruk, asalkan Allah tidak menilaiku seperti itu." Berpikir dengan bijaksana dan memaafkan seikhlasnya hati. Sederhana tetapi sulit untuk dilakukan. Walau sudah memaafkan, tetapi belum tentu ikhlas, karena masih memikirkan apa yang diutarakan orang lain itu, memendam dalam hati, terus dipendam dan akhirnya "meledak".

Pilihan yang sulit tentunya. Tetapi lebih baik membela diri, lalu lihat respon orang tersebut. Jika dia masih saja menambah masalah dan mencari-cari kelemahan kita. Lebih baik berikan senyuman dan ucapkan terimakasih daripada melawan dengan kata-kata.

Senyuman akan meredakan amarah yang ada di dada, dan membuat orang itu akan tidak enak hati sendiri. 

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)