Kamis, 03 Maret 2011

Berbahagialah wahai kalian para istri

Renungan untuk para istri dan bunda...

Suatu hari Rasulullah SAW menemui putrinya Fathimah Az-Zahra ra. Didapatinya putrinya itu sedang menggiling syair (sejenis padi) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu, sambil menangis. Rasulullah SAW bertanya pada putrinya, "Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah? Semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis". Fathimah ra berkata, "Ayah, penggilingan dan urusan-urusan rumah tanggalah yang menyebabkan aku menangis".


Sang Batupun Taat Kepada Rasulullah

Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi putrinya. Fathimah ra melanjutkan perkataannya, "Ayah, maukah Ayah meminta Ali suamiku, mencarikan aku seorang pembantu untuk menolong aku menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah?". Mendengar perkataan putrinya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia, dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu sambil berucap "Bismillaahirrahmaanirrahiim". Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu, sedangkan penggilingan itu berputar sendiri sambil bertasbih kepada Allah SWT hingga habis butir-butir syair itu.
Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut, "Berhentilah berputar dengan izin Allah SWT", maka penggilingan itu berhenti berputar. Lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, "Ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang berbunyi :

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan".(At-Tahriim 66:6)

Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka". Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, "Bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah Az-Zahra di dalam surga". Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.

Surga Bagi Para Istri

Rasulullah SAW bersabda kepada putrinya, "Jika Allah SWT menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.

Ya Fathimah, seorang istri yang menggiling tepung untuk suami dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.

Ya Fathimah seorang istri yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka sejauh tujuh buah parit.

Ya Fathimah, seorang istri yang meminyaki dan menyisir rambut anak-anaknya, dan mencucikan pakaian mereka, maka Allah SWT akan mencatatkan baginya pahala seperti pahala orang yang memberi makan seribu orang yang lapar, dan memberi pakaian kepada seribu orang yang telanjang.

Ya Fathimah, seorang istri yang tidak mau menolong tetangga-tetangganya maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautsar pada hari kiamat.

Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. Jika suamimu tidak ridha denganmu Aku tidak akan mendo'akanmu. Tahukah engkau wahai Fathimah bahwa ridha suami adalah ridha Allah dan kemarahannya adalah kemarahan Allah?

Ya Fathimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka para malaikat beristighfar untuknya. Allah SWT akan mencatatkan setiap hari seribu kebaikan baginya dan menghapuskan seribu keburukan darinya. Ketika ia sakit karena melahirkan maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Ketika putranya lahir maka hilanglah dosa-dosanya sebagaimana ketika ia dilahirkan ibunya. Jika ia meninggal dalam proses melahirkan itu maka ia meninggalkan dunia dalam keadaan tanpa dosa. Kemudian didapatinya alam kuburnya adalah taman dari surga. Dan Allah SWT mengkaruniakan padanya pahala seribu haji dan seribu umrah serta seribu malaikat akan beristighfar untuknya hingga hari kiamat.

Ya Fathimah, seorang istri yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan hati yang ridha dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya semua. Dan Allah SWT akan memakaikan padanya pakaian yang hijau. Dan dicatatkan untuknya kebaikan sebanyak helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya. Dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.

Ya Fathimah, seorang istri yang tersenyum di hadapan suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan rahmat.

Ya Fathimah, seorang istri yang menghamparkan tempat untuk berbaring, atau menata rumah untuk suaminya dengan hati yang ridha, maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), "Teruskanlah 'amalmu, Allah SWT telah mengampunimu semua dosa yang telah lalu dan yang akan datang".

Ya Fathimah, seorang istri yang meminyaki rambut suaminya dan jenggotnya, memotongkan kumisnya, menggunting kukunya maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai surga. Dan Allah SWT akan meringankan sakarotul mautnya. Dan akan didapatinya kuburnya adalah taman-taman surga. Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka. Dan Allah SWT akan menyelamatkannya ketika melintas di atas titian Shirat"
...........................................................................................................................

Maka apalagi yang menghalangi engkau wahai para istri dari surga Allah? Ridha, ikhlas dan bersungguh-sungguhlah dalam menjalani peranmu. Niscaya surga Allah yang menanti. InsyaAllah.

smoga artikel ini dapat membuat kalian semakin mencintai Allah lewat bakti kepada suami karena sungguh tiada balasan yang serupa atas apa yang telah kalian lakukan selain jannah-Nya..

Semoga bermanfaat ^__^ especially 4 u my beloved wife...♥♥♥ ana uhubbuki fillah, illah, billah..insyaAllah ♥♥♥

Selasa, 01 Maret 2011

Juwairiyah Binti Al-Harits, Wanita Agung Barakah bagi kaumnya


Dicopy dari situs Jilbab Online  - Penulis : Ummu Raihanah
Beliau adalah juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar bin Al-Habib Al-Khuza’iyah Al-Mushthaliqiyah.Beliau adalah secantik-cantik wanita yang ditawan tatkala kaum muslimin mengalahkan Bani Mushthaliq pada saat perang Muraisi .
Hasil undian Juwairiyah adalah bagian untuk Tsabit bin Qais bin Syamas atau anak pamannya,  tatkala itu Juwairiyah berumur 20 tahun. Dan,akhirnya beliau selamat dari kehinaan sebagai tawanan/rampasan perang dan kerendahannya.
Beliau menulis untuk Tsabit bi Qais (bahwa beliau hendak menebus dirinya), kemudian mendatangi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam agar mau menolong untuk menebus dirinya. Maka menjadi ibalah hati Nabi Shalallahu alaihi wassalam melihat kondisi seorang wanita yang mulanya seorang sayyidah merdeka yang mana dia memohon beliau untuk mengentaskan ujian yang menimpa dirinya.
Maka beliau bertanya pada Juwairiyah,’’Maukah engkau mendapatkan yang lebih baik dari hal itu?’’ maka dia menjawab dengan sopan,’’Apakah itu ya Rasulullah?’’ beliau menjawab,’’Aku tebus dirimu kemudian aku nikahi dirimu!’’ maka tersiratlah pada wajahnya yang cantik suatu kebahagiaan, sedangkan dia hampir-hampir tidak perduli dengan kemerdekaan dia karena remehnya, beliau menjawab,’’Mau ya, Rasulullah’’.Maka Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:’’Aku telah melakukannya’’
Aisyah Ummul Mukminin berkata:’’Tersebarlah berita kepada manusia bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah menikahi Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhirar. maka orang-orang berkata:’’Kerabat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam!maka mereka melepaskan tawanan perang yang mereka bawa, maka sungguh dengan pernikahan beliau dengan Juwairiyah menjadi sebab dibebaskannya seratus keluarga dari Bani Mushthaliq, maka aku tidak pernah mengetahui seorang wanita yang lebih berkah bagi kaumnya daripada Juwairiyah’’.

Dan Ummul Mukminin Aisyah menceritakan perihal pribadi Juwairiyah: ‘’Juwairiyah adalah seorang wanita yang manis dan cantik, tiada seorangpun yang melihatnya melainkan akan jatuh hati kepadanya. Tatkala Juwairiyah meminta  Kepada Rasulullah untuk membebaskan dirinya, sedangkan demi Allah aku telah melihatnya melalui pintu kamarku, maka aku merasa cemburu karena saya menduga bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam akan melihat sebagaimana yang aku lihat’’ (1).

Maka masuklah pengantin wanita, sayyidah Bani Mushthaliq kedalam rumah tangga nubuwwah. Pada mulanya nama beliau adalah Burrah, namun Rasulullah menggantinya dengan Juwairiyah karena khawatir dia dikatakan keluar dari biji gandum.(2)

Ibnu Hajar menyebutkan didalam Ishabah tentang kuatnya iman Juwairiyah radhiyallau anha. Beliau berkata :’’Ayah Juwairiyah mendatangi Rasul dan berkata:’’Sesungguhnya anakku tidak berhak ditawan, karena terlalu mulia dari hal itu. Maka Nabi Shalallahu alaihi wassalam bersabda:’’Bagaimana pendapatmu seandainya anakmu disuruh memilih diantara kita, apakah anda setuju?’’. ‘’Baiklah’’, katanya. Kemudian ayahnya mendatangi Juwairiyah dan menyuruhnya untuk memilih dirinya dengan Rasulullah maka beliau menjawab,’’Aku memilih Allah dan Rasul-Nya’’.
Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa akhirnya ayah beliau bernama Al-Harits masuk islam bersama kedua putranya dan beberapa orang dari kaumnya. ummul Mukminin Juwairiyah wafat pada tahun 50 hijriyah, adapula yang mengatakan tahun 56 Hijriyah.(3)Semoga Allah merahmati Ummul Mukminin Juwairiyah, karena pernikahannya dengan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam membawa barakah dan kebaikan yang menyebabkan kaumnya, keluarganya dan orang-orang yang dicintainya berpindah dari memalinglkan ibadah selian Allah dan kesyirikan, menuju kekbebasan dan cahaya islam beserta kewibawaannya. hal itu merupakan pelajaran bagi mereka yang bertanya-tanya tentang hikmah Rasulullah shalallahu aliahi wassalam beristri lebih dari satu.
Footnote:
1.As-Sirah Ibnu Hisyam II/293 dan Al-Ishabah VIII/43 dan Al-Istii’ab IV/1804.Hal ini telah disebutkan pula oleh As Suhaili dalam penjelasannya terhadap as-Sirah beliau berkata:Adapun pandangan Nabi shalallahu alaihi wassalam kepada Juwairiyah sehingga beliau melihat kecantikannya, hal itu karena Juwairiyah adalah seorang budak, seandainya dia wanita merdeka, maka beliau tidak akan melihat kecantikannya…lagipula diperbolehkan melihat wanita manakala bermaksud untuk menikahinya.Telah disebutkan bahwa alaihis shalatu wassalam memberi rukhsah untuk memandang wanita manakala bermaksud untuk menikahinya’’

2. Diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Ibnu Abbas no.2140 dan Ahmad dalam Al-Musnad VI/429
3. Ath-Thabaqat Ibnu Sa’ad VIII/120
Dikutip dari:
An-Nisau Haular Rasul Mengenal Shahabiyah Nabi shalallahu alaihi wassalam,hal:81-83 At Tibyan,Solo,2001.