Minggu, 20 Juni 2010

Semangat dengan Jemari yang tak sempurna

Anak laki-laki berusia 9 tahun ini terlihat tampan dengan postur tubuh ideal. Datang dengan riang untuk belajar piano. Dia duduk berhadapan dengan si "hitam yang gagah" piano kesayanganku. Kubuka buku lagu klasik dasar untuk anak - anak pemula. Kuletakkan buku itu di depan tubuhnya, agar dia dapat membaca untaian not balok yang ada di dalamnya.

Nada demi nada berbunyi, kulihat jemari tangannya yang menari di atas tuts piano, jemari yang tak sempurna, namun dia mempunyai semangat yang kuat untuk berusaha mengaktifkan semua jemarinya itu. Padahal waktuku kecil yang dikaruniai tubuh yang normal merasa sulit menggerakkan jemariku.

Tuts piano lebih berat dari tuts alat musik sejenisnya seperti keyboard atau organ, Dia berusaha keras memindahan jemarinya dari nada satu ke nada lainnya. Subhanallah, walau dengan keterbatasan, Allah memberikan kelebihan yang lain. Dulu dia tak pernah menggerakkan jemarinya yang tak sempurna itu, aku terus memotivasi walau pada saat diawal pertemuan dia selalu bilang "Aku ga bisa" atau "Susah banget". Aku selalu meyakinkan "Kalau dicoba, pasti bisa", dan kini dengan lincah dia bisa menekan tombol putih dan hitam yang berat itu.

Seharusnya kita yang diberi kenikmatan oleh Allah tubuh yang sempurna, mencontoh semangat makhluk ciptaan Allah yang satu ini, dengan keterbatasan dia mau berusaha untuk menjadi seperti yang normal. Selayaknya kita bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki. Dengan berusaha kita pasti bisa.

Semoga suatu saat nanti, dia bisa menjadi musisi yang hebat. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar