Kamis, 08 April 2010

Penilaian yang Berbeda

Pernahkah kamu menuliskan atau membicarakan sesuatu, tetapi orang lain beranggapan beda?

Jawabannya pasti pernah, atau malah sering. Allah menciptakan akal manusia untuk berpikir sehingga membedakan kita dengan makhluk lainnya. Pikiran setiap manusia pasti berbeda, ada yang selalu berpandangan positif atau ada jg yang berpandangan negatif, yang menilai seseorang hanya dari buruknya saja.

Merasa sakit tentunya jika orang berpandangan buruk tentang kita, tetapi kita tidak bermaksud melakukan apa yang dia pikirkan. Lalu apa yang harus kita lakukan? Membela dirikah atau lebih baik diam? Keputusan yang sangat sulit tentunya.

Bila memilih membela diri, membuat hati lega, karena bisa mengatakan maksud yang sesungguhnya, tetapi belum tentu orang yang menilai kita berbeda itu menerima dengan baik apa yang kita utarakan. Bisa juga orang itu malah menambah masalah, dan membuat perdebatan kian menjadi. 

Pilihan kedua, lebih baik diam. Tetapi dengan diam, semua perasaan dipendam di hati. Kegelisahan akan terus menggeluti, karena merasa benar tetapi disalahkan. Lebih bagus kalau bisa mengindahkan semua perasaan itu, mengacuhkan opini buruk orang, dan berpikir "Biarkan mereka menilaiku buruk, asalkan Allah tidak menilaiku seperti itu." Berpikir dengan bijaksana dan memaafkan seikhlasnya hati. Sederhana tetapi sulit untuk dilakukan. Walau sudah memaafkan, tetapi belum tentu ikhlas, karena masih memikirkan apa yang diutarakan orang lain itu, memendam dalam hati, terus dipendam dan akhirnya "meledak".

Pilihan yang sulit tentunya. Tetapi lebih baik membela diri, lalu lihat respon orang tersebut. Jika dia masih saja menambah masalah dan mencari-cari kelemahan kita. Lebih baik berikan senyuman dan ucapkan terimakasih daripada melawan dengan kata-kata.

Senyuman akan meredakan amarah yang ada di dada, dan membuat orang itu akan tidak enak hati sendiri. 

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar